Google Stadia : Platform Cloud Gaming Baru Besutan Google

sipakde.com - Sekitar seminggu lalu Google mengumumkan tentang Stadia sebuah Platform Cloud Gaming pada acara GDC (Google Developer Conference) 2019. Dirancang untuk dapat berjalan disemua platform baik laptop, ponsel, tablet, PC, Mac, Chromebook, dan juga TV dengan Chromecast. Semua pemrosesan grafis dialihkan ke perangkat keras di luar situs, jadi yang dibutuhkan hanyalah koneksi internet yang kuat.

Phil Harrison, vice president and general manager at Google, introducing Google Stadia at GDC 2019.
 Justin Sullivan/Getty Images


Google Stadia adalah sebuah layanan streaming yang cara kerjanya mirip dengan Spotify atau Netflix. Perbedaannya adalah pada Google Stadia menyiarkan stream para gamer pada saat memainkan gamenya.

Kebutuhan Internet Kencang

Seperti yang sudah disebutkan diatas, Google Stadia membutuhkan koneksi internet yang kuat dan kencang. Ini dikarenakan Stadia merupakan layanan Cloud gaming, sehingga para pemain atau gamer tidak membutuhkan perangkat konsol (hardware) apapun untuk dapat memainkannya. Hanya saja, stadia menyarankan internet berkecepatan tinggi.

Pertanyaannya seberapa cepat koneksi yang dibutuhkan? VP Google Phil Harrison menyebutkan angka 25 Mbps. "Meskipun, sebenarnya kami hanya menggunakan rata-rata 20 Mbps untuk mendapatkan (resolusi) 1080p dan frame rate 60 FPS," katanya, dirangkum KompasTekno dari Gamespot, Senin (25/3/2019).

 Angka itu mungkin realistis di negara-negara maju macam Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang, tapi agaknya sulit dicapai di negara berkembang seperti Indonesia. Sementara untuk memainkan game di resolusi 4K dengan frame rate yang sama, pengguna harus memiliki kecepatan Internet mencapai 30 Mbps.

Bukan hanya masalah kecepatan, latency atau ping juga menjadi sebuah sorotan ketika menikmati konten apapun dalam bentuk streaming. Ini artinya, pemain yang ingin menggunakan Google Stadia, selain internetnya cepat, harus memiliki koneksi internet stabil untuk menghindari buffering atau lag yang mengganggu jalannya permainan.

Game yang Relatif masih Sedikit

Untuk saat ini, belum bisa dipastikan game apa saja yang bakal tersedia di layanan besutan Google ini. Di panggung GDC 2019, Google hanya memamerkan sekelumit game, seperti Doom Eternal dan Assasin's Creed Odyssey, yang bisa dijalankan dengan Google Stadia.

Meski begitu, pihaknya menjanjikan bakal ada game-game lain yang bakal bisa berjalan di bawah layanan Google Stadia. Sebab, sudah ada lebih dari 100 studio game yang memiliki kit pengembang guna melakukan porting game ke layanan Stadia.

Studio game baru yang bernama Stadia Games & Entertainment juga bakal mengembangkan game yang secara eksklusif bakal tersedia di Google Stadia. Artinya, game ini tidak akan tersedia di konsol jenis apapun.

Harga dan Ketersediaan belum Pasti

Meski layanan cloud gaming Stadia ini diperkenalkan Google dengan rasa percaya diri, belum bisa dipastikan bagaimana nantinya soal mekanisme kepemilikan game di layanan ini. Belum jelas apakah Google bakal menerapkan mekanisme subscription atau berlangganan, seperti halnya Netflix, atau mungkin sistem "rental" game tertentu untuk bisa memainkan game lewat layanan Google Stadia.

Ketersediaan layanan Stadia ini pun masih misteri. Google baru sebatas memastikan layanan game streaming Stadia akan dirilis pada tahun 2019 ini. Wilayah yang akan pertama kali kebagian Stadia adalah Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan sebagian besar Eropa. Belum ada tanda-tanda layanan ini akan diluncurkan di kawasan Asia.

Demikian info terkait cloud gaming platform milik Google, Google Stadia semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel